7+ Rekomendasi Framework Backend 2024 Dan Tips Memilihnya

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Dalam bumi pemrograman, ada banyak sekali istilah unik nan digunakan, salah satunya adalah framework backend. Salah satu fungsinya adalah menyederhanakan integrasi pemakainya. Okay, tanpa pakai lama, langsung simak perincian ulasannya yuk mengenai 7+ Rekomendasi Framework Backend 2024 dan Tips Memilihnya

Rekomendasi Framework Backend di Tahun 2024

Framework backend memudahkan pekerjaan back-end developer, terutama untuk menciptakan software, aplikasi HP, alias website. Yuk simak selengkapnya berikut ini:

1. Node js

Node js memungkinkan untuk mengolah dan mengembangkan website dengan langkah nan sederhana. Sudah tahukah kalian bahwa backend framework ini diciptakan oleh mesin Google V8 JavaScript?

Para developer biasanya memanfaatkan Node js guna membangun aplikasi real-time, contohnya aplikasi chatting, game online, dan sebagainya.

Perusahaan bumi nan menggunakan backend framework ini adalah Netflix dan Walmart. Alasan memilih Node.js lantaran langkah kerjanya juara dan skalabilitasnya jauh lebih besar.

2. Ruby on Rails (ROR)

Framework backend ini juga bisa dijadikan sebagai pilihan karena ROR mempunyai keahlian pengembangan nan sigap dan teruji.

Perusahaan bumi nan telah menggunakan ROR antara lain Airbnb, Shopify serta GitHub. Apabila perusahaan kalian tipikal nan sering mendapatkan proyek sigap dengan deadline yang mepet maka silakan gunakan backend framework ini.

3. ASP.NET

Pada tahun 2002, Microsoft memperkenalkan produk terbaru mereka, ialah ASP. NET sebagai software framework. Nah, bagi kalian nan sejak awal memang condong menggunakan produk Microsoft, bisa sekali nih mencoba untuk memakai ASP. NET.

ASP. NET menawarkan beragam fitur menarik nan memungkinkan untuk membikin aplikasi seluler maupun aplikasi website dengan mudah. ASP. NET juga cocok loh untuk pembuatan game, IoT, alias cloud.

4. CakePHP

Backend framework ini paling banyak dipakai loh dan berfaedah untuk menjaga stabilitas aplikasi agar data-datanya tidak bocor keluar.

Sudah tahukah kalian bahwa pemilik lisensi dari CakePHP adalah MIT? Jadi, bisa dibayangkan ya sungguh berkualitasnya backend framework ini untuk membangun aplikasi.

5. Laravel

Laravel pertama kali rilis pada tahun 2011 dan hingga saat ini website Laravel telah berkembang semakin pesat hingga jumlahnya melampaui ribuan. Oia, backend framework ini terkenal mempunyai sistem nan sederhana dengan tampilan elegan, loh.

Laravel sangat memungkinkan untuk membikin aplikasi web nan mempunyai keahlian level dewa. Makanya perusahaan sekelas MasterCard dan Bitpanda mempercayakan pengelolaan aplikasi web kepada Laravel.

Kelebihan memakai Laravel adalah mempunyai otorisasi dan otentikasi pengguna nan sempurna. Hal tersebut memungkinkan untuk mengakses sumber daya dengan mudah, cepat, dan aman.

6. Express.js

Express.js merupakan framework backend nan langkah kerjanya sederhana dan mudah sehingga siapa saja bisa menguasainya dengan cepat. Bahkan bagi nan tidak mempunyai latar belakang IT sekalipun.

Express.js telah didukung dengan mesin V8 Google nan bisa meningkatkan proses pengembangan aplikasi web sehingga dapat bekerja dengan baik dan tanpa kendala.

Beberapa perusahaan nan menggunakan Express.jas sebagai backend framework adalah MySpace, Geeklist, Countly, dan lain-lain.

7. Django

Django termasuk backend framework senior lantaran dirilis pertama kali pada Juli 2005. FYI, backend framework ini merupakan kerangka kerja berbasis Python nan efektif untuk mendorong pembangunan web nan super cepat.

Anyway, melalui Django inilah Anda bakal menemui kemudahan untuk membagi proyek menjadi sejumlah aplikasi. Sehingga, proses coding juga lebih sederhana dan efisien. Oia, Django juga menawarkan sistem keamanan terbaik dan profesional, ya.

Beberapa perusahaan nan menggunakan Django adalah Instagram, Mozilla, Spotify hingga National Geographic. 

8. Flask

Framework backend ini dirilis atas prakarsa dari Armin Ronacher. Uniknya, ketenaran Flask mengalami lonjakan tinggi setelah muncul candaan April Mop. Perusahaan nan berkolaborasi dengan Flask antara lain Samsung dan Trivago.

Flask banyak disukai oleh programmer karena mempunyai kreasi sederhana nan ringan sehingga mudah untuk dikuasai. Proses pembangunan aplikasi juga sangat sederhana dan cepat. Flask juga menyediakan fitur ekstensi nan memungkinkan pengguna untuk mendapatkan fitur nan lebih baik dan lengkap.

9. Codeigniter

Codeigniter adalah salah satu framework PHP yang telah membantu developer menjalankan aplikasi web sejak tahun 2006. Backend framework ini terkenal lantaran dapat membangun aplikasi web secara menyeluruh dengan langkah sederhana.

Codeigniter memberikan kebebasan sepenuhnya pada pengguna untuk menjalankan pemrograman web sesuai dengan keinginannya, loh. Perusahaan nan bekerja sama dengan backend framework ini adalah Ola, Buffer, Accenture, dan sebagainya.

Tips Memilih Framework untuk Backend 

Nah, agar kalian tidak kebingungan dalam memilih backend framework, yuk perhatikan beberapa tips alias parameter pemilihannya berikut ini:

1. Cek Performa dan Kecepatannya

Langkah awal adalah gimana performa dan kecepatan dari backend framework tersebut. Coba gunakan sumber daya lainnya untuk mengecek performa, seperti menginput disk alias kartu memori.

Oia, kalian perhatikan juga ya apakah backend framework tersebut bisa menjalankan lebih dari satu tugas dengan mudah dan cepat.

Rekomendasi terbaik bagi nan bekerja dalam bagian perhotelan adalah silakan gunakan Django alias Laravel. Sebab, keduanya menghadirkan sistem keamanan dan performa kerja nan baik.

2. Konfigurasi vs Konvensi

Sederhananya, andaikan mau mengimplementasikan fungsionalitas nan ringan dan standar seperti otentikasi, hubungan database dan lainnya maka silakan pilih backend framework nan mempunyai konvensi sempurna.

Nah, perangkatnya apa saja nih? Kalian bisa memilih Django, ROR, ASP.NET hingga Laravel. Namun, kebalikannya, andaikan kalian lebih suka backend framework nan fungsionalitasnya lebih spesifik dan perlu upgrade cepat maka silakan pilih konfigurasi. Sistem konfigurasi bakal ditemukan pada backend framework, seperti Express.js.

3. Bahasa Pemgrograman

Tips terakhir adalah silakan pilih backend framework nan bahasa pemrogramannya sesuai dengan angan kalian, ya. Setiap orang tentunya mempunyai standar pemrograman nan berbeda, semahir, dan secerdas apapun mereka.

Tidak sedikit loh nan memilih backend framework dengan bahasa pemrograman level rendah hingga sedang lantaran tetap belajar bumi pemrograman. Namun, banyak juga nan lebih suka bahasa pemrograman level tinggi. Alasannya adalah fitur dan kualitas nan diberikan backend framework tersebut juga jauh lebih lengkap.

Jadi bagaimana, kalian sudah punya rencana mau menggunakan framework backend nan mana, nih? Atau, justru kalian sudah menggunakan salah satu dari nan sudah disebutkan di atas? Sharing yuk, siapa tahu ada nan sedang butuh insight nih dari kalian 🙂

Selengkapnya
Sumber Blog Jetorbit Indonesia
Blog Jetorbit Indonesia