Apa Itu Design Thinking? Pengertian Dan Tahapannya

Sedang Trending 1 bulan yang lalu

Apakah Anda pernah mendengar konsep Design Thinking? Anda mungkin berpikir ini adalah pekerjaan designer. Namun, banyak bagian mulai dari bisnis, teknologi, arsitek, apalagi beberapa perusahaan terkemuka menerapkan konsep ini. Lalu apa sebenarnya Design Thinking itu? Sebelum Anda menggunakan konsep ini, Anda perlu mengetahui apa itu Design Thinking? Bagaimana prinsip, langkah dan contoh penerapannya? Simak tulisan komplit di bawah ini.

Apa Itu Design Thinking ?

Design Thinking adalah proses berulang dimana Anda mencoba memahami pengguna, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah dalam upaya mengidentifikasi strategi dan solusi pengganti nan tidak langsung terlihat di depan mata dengan tingkat pemahaman awal.

Secara umum, Design Thinking adalah sebuah pendekatan inovatif nan berfokus pada kebutuhan manusia untuk menciptakan solusi nan efektif dan berkelanjutan. Berbeda dengan metode tradisional nan berpusat pada produk, Desain Thinking berpusat pada pengalaman pengguna. Hal ini bakal menciptakan solusi nan relevan dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Maka dari itu, metode nan satu ini banyak diterapkan pada beragam bidang, seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, dan kreasi produk lantaran terbukti konsep ini efektif dalam memecahkan masalah kompleks dan menghasilkan penemuan nan bermanfaat.

Baca juga: Manfaat Design Thinking dalam Pekerjaan dan Bisnis

Mengapa Design Thinking Penting?

Design Thinking mendorong produktivitas dan inovasi. Sebagai manusia, kita mengandalkan pengetahuan dan pengalaman nan telah kita kumpulkan untuk mengambil tindakan dan memecahkan masalah. Kita membentuk pola dan kebiasaan yang, meskipun berfaedah dalam situasi tertentu, dapat membatasi pandangan kita tentang beragam perihal dalam perihal pemecahan masalah. Metode ini mendorong kita untuk melepaskan pemahaman dan dugaan kita kita, untuk selanjutnya mempertimbangkan solusi alternatif. 

Sehingga sering disebut sebagai jalan tengah nan sehat dalam pemecahan masalah. Manfaat besar lainnya dari Design Thinking adalah bahwa Design Thinking mengutamakan manusia. Dengan sangat berfokus pada empati, Design Thinking mendorong upaya dan organisasi untuk mempertimbangkan orang-orang nyata nan menggunakan produk dan jasa mereka.

Hal ini bakal membantu upaya untuk mencapai sasaran dalam perihal menciptakan user experience nan bermakna. Bagi pengguna, ini berfaedah mereka bakal dapat produk nan lebih baik dan lebih berfaedah nan betul-betul menjadi solusi bagi masalah mereka. Bagi bisnis, ini berfaedah pengguna bakal lebih senang dan loyal serta membawa untung bagi perusahaan.

Langkah Design Thinking

Terdapat beberapa tahapan dalam Design Thinking nan terbagi menjadi lima fase, ialah empathize, define, ideate, prototype, dan test. Penjelasan komplit mengenai langkah design thinking adalah sebagai berikut:

Empathize

Empathize merupakan tahap pertama untuk mendapatkan pemahaman empatik tentang masalah nan dicoba untuk diselesaikan. Tahap ini adalah upaya untuk merasakan dan memahami apa nan dipikirkan customer. Dalam empathize, dibagi lagi menjadi beberapa tahapan ialah observe, engage, dan immerse. 

Tahap observe ialah mengawasi perilaku dan tindakan konsumen. Hasil observasi ditindaklanjuti dengan tahapan engage. Tahap engage ialah membangun hubungan langsung dengan konsumen melalui interview, FGD (Focus Group Discussion), dan sebagainya. Tahap terakhir dari empathize, ialah immerse alias berperan-serta dalam melakukan beragam aktivitas nan dilakukan konsumen.

Define

Tahapan untuk menemukan masalah agar menghasilkan solusi nan berfaedah bagi konsumen adalah tahap define. Cara menemukan masalah adalah dengan mengawasi dan menemukan pola masalah nan krusial dari peta hasil empathize sebelumnya.

Pada tahap ini, membantu Anda untuk mengumpulkan ide-ide dahsyat untuk membangun fitur, fungsi, dan komponen nan memungkinkan Anda untuk menyelesaikan masalah. Setelah persoalan ditemukan, Anda bakal menemukan problem worth solving. Manfaat define yaitu, Anda lebih konsentrasi dalam membikin pola masalah secara jelas sehingga buahpikiran bisa mudah ditemukan.

Ideate

Langkah ketiga dalam Design Thinking adalah mengumpulkan ide, lampau menentukan dan mencari solusi tentang masalah nan ada. Brainstorming bakal melahirkan ide-ide inovatif nan diinginkan untuk memecahkan masalah. Untuk menemukan solusi, dapat menggunakan beberapa tools alias alat, misalnya mind mapping (kerangka berpikir) dan brainstorming. Ide nan didapatkan bebas alias seliar mungkin, tidak ada batas dalam menemukan ide. Ide nan terkumpul selanjutnya dikategorikan dari nan realistis hingga tidak masuk akal. Selanjutnya kombinasikan dengan beberapa buahpikiran dalam kategori nan berbeda. Kombinasi ini bakal melahirkan pendapat alternatif.

Prototype

Prototype dibutuhkan agar pendapat dapat dilihat dan dirasakan oleh panca indera. Tujuannya agar buahpikiran lebih mudah dipelajari dan dievaluasi. Contoh prototype nan dibuat ialah sketsa, gambar, miniatur, dan mockup. Prototype dapat diujikan oleh tim sendiri alias sekelompok orang diluar tim. Ini merupakan fase eksperimental nan tujuannya untuk mengidentifikasi solusi terbaik dari setiap masalah. Tahap akhir, Anda bakal mempunyai pendapat nan lebih baik, pandangan nan jelas tentang gimana pengguna sebenarnya berperilaku, berpikir, dan berinteraksi.

Tes

Langkah terakhir dalam Design Thinking adalah tes alias pengetesan prototype ke konsumen. Minta konsumen Anda untuk mencoba eksplore prototype selanjutnya tanyakan feedback nan dijadikan sebagai evaluasi. Hasil pertimbangan menjadi dasar untuk perbaikan alias perancangan kembali prototype hingga hasilnya dirasa cukup baik. Terdapat tiga prinsip utama dalam melakukan testing, yaitu: Show don’t tell, artinya biarkan konsumen nan mengeksplorasi dan jangan berikan penjelasan, create experience, artinya pengetesan kudu memberikan pengalaman ke konsumen, ask users to compare artinya minta konsumen untuk membandingkan prototype yang dibuat.

Baca juga: Menerapkan Design Thinking di Ranah Kesehatan

Contoh Penerapan Design Thinking

Contohnya penerapan design thinking dalam sebuah perusahaan Gojek. Berawal dari mengawasi bahwa terdapat persoalan masyarakat dalam mendapatkan transportasi nan kondusif dan terjangkau. Nadiem mengatakan bahwa sektor ojek sangat bernilai. Berawal dari pengalaman pribadinya, dia memilih naik ojek dibandingkan membawa kendaraan mobil. Kenyataan lain, Nadiem mendapati penghasilan ojek nan bekerja selama 14 jam, tetapi hanya mendapatkan 4 penumpang.

Lalu, ditemukan potential problem statement ialah masyarakat butuh transportasi pengganti untuk menghindari kemacetan Jakarta dan ojek memerlukan kepastian penghasilan (penumpang).Bermodal keresahan tersebut, bakal menjadi dasar pembuatan produknya ialah sebuah perangkat penghubung antara kebutuhan penumpang dan tukang ojek. Akhirnya pada 2010, Nadiem membikin call center via telepon. Apabila ada customer nan memerlukan ojek, menghubungi call center tersebut. Tahap akhir di tahun 2015, rilis aplikasi Go-Ride nan terus dikembangkan hingga sekarang.

Baca juga: Apa Itu Design Thinking? Pengertian dan Tahapannya 

Penutup

Demikian penjelasan tentang Design Thinking mulai dari gimana prinsipnya, langkah-langkah Design Thinking, dan contoh penerapannya. Konsep ini cocok untuk Anda terapkan ke dalam beragam bagian lantaran berfaedah bagi upaya dan pengembangan produk.

Mulailah membangun website untuk upaya Anda. Dengan membangun website, membikin upaya Anda terlihat lebih ahli di mata konsumen. Anda dapat menggunakan jasa VPS Klasik IDCloudHost nan ahli dengan support SSD membikin akses website dan aplikasi Anda jauh lebih cepat.

Selengkapnya
Sumber Blog IDCloudHost Indonesia
Blog IDCloudHost Indonesia